Pendidikan Terbaru Indonesia. Pendidikan Makalah Indonesia. Politik Sukses Indonesia.Pendidikan Dakwah Indonesia

Kamis, 15 Januari 2015

Kepemimpinan Visioner

A.    Pengentian Pepemimpinan Visioner


Kepemimpinan merupakan suatu fungsi yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi, karena kepemimpinan merupakan sebuah tugas yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan visi dan misi yang akan dicapai. Gaya kepemimpinan yang berbeda pada masing-masing organisasi sesuai dengan kondisi dalam organisasi sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Disamping itu setiap organisasi selalu mengalami perubahan situsasi dimana setiap situasi, sehingga memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda. Kata “kepemimpinan” sebagai terjemahan dari bahasa Inggris “leadership” sering didengar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak sedikit para praktisi mencoba mempelajarinya dan mengupasnya.
Kepemimpinan berasal dari kata “to lead” yang berarti memimpin atau menunjukkan, sedangkan “leader” adalah pemimpin atau orang yang menunjukkan jalan, dapat pula berarti mengepalai suatu pekerjaan. Jadi kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan tuntunan, bimbingan, menyalurkan jalan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.
Kepemimpinan adalah ilmu tentang atau kemampuan dalam menggunakan pengaruh terhadap orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau usaha kerja sama. Seorang pemimpin dalam organisasi memegang peran yang sangat penting supaya organisasi dapat berkembang dan kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah, sehingga pencapaian tujuan dapat diwujudkan. Suatu organisasi tidak mungkin lepas dari keberadaan seorang pemimpin, karena dibutuhkan seseorang yang bisa menuntun para anggota organsasi ke arah jalan menuju tujuan organisasi.
Kartini Kartono (2004:38) berpendapat bahwa “Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang sehingga mampu mempengaruhi orangorang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan”.
"Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find desirable". Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan”( Ordway Tead)
Definisi pemimpin menurut Henry Pratt Fairchil dalam Kartini Kartono (2003:39) mengandung pengertian yang luas yaitu seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Definisi tentang kepemimpinan juga disampaikan oleh Mardjiin Syam dalam Hendiyat Soetopo (1984:2) yang menyatakan kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang,
dalam usaha untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan (fasilitas) dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin adalah seseorang yang paling banyak mempengaruhi dalam menentukan dan mencapai tujuan kelompok atau organisasi.
Sedangkan kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan yag dimiliki seorang pemimpin untuk bias mempengaruhi dan menggerakkan orang-orang di dalam sebuah organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Born leader (dilahirkan sebagai pemimpin), dahulu orang menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin itu merupakan ciri bawaan yang dibawa sejak lahir, yang khusus ada pada dirinya dan tidak dimiliki orang lain. Karena itu sifat-sifat kepemimpinanya tidak perlu diajarkan pada dirinya juga tidak bisa ditiru orang lain.
Dia memiliki kepribadian unggul yang luar biasa, dengan bakat dan kharisma yang merupakan bawaan dari orang tuanya. Gaya kepemimpinan semacam ini sering dikenal dengan gaya kepemimpinan kharismatik. Akan tetapi pendapat tersebut pada zaman modern sekarang sudah banyak ditinggalkan. Sebab setiap organisasi dijalankan secara kolektif oleh seluruh anggotanya untuk mencapai tujuan dalam bermacam-macam kondisi sosial yang berbeda dan pasti dibutuhkan pemimpin dengan gaya kepemimpinan tertentu. Pemimpin-pemimpin yang demikian harus dipersiapkan, dilatih, dan dibentuk secara berencana agar mereka mampu
melakukan tugas kepemimpinannya kearah sasaran yang ingin dicapai, hingga muncullah berbagai macam pola kepemimpinan mulai dari pemimpin situasional, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan otoriter, kepemimpinan operasional, sampai pada pola terbaru yaitu pola kepemimpinan visioner.
Gaya "kepemimpinan visioner" dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang paling efektif sekarang ini karena pola ini sangat efektif untuk diterapkan di era globalisasi yang menuntut setiap organisasi selalu mengikuti perubahannya. Menurut Daniel Goleman dalam buku terjemahan Susi Purwoko (2004:65) yang mengungkapkan tentang "kepemimpinan visioner" menyimpulkan bahwa kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang berusaha untuk menggerakkan orang-orang ke arah impian bersama dengan dampak iklim emosi paling positif dan paling tepat digunakan saat perubahan membutuhkan visi baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas. “Kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas”. (Diana Kartanegara, www.duniamis.co.id, diakses 5 Maret 2009).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan visioner adalah sebuah pola memimpin dengan cara menentukan visi bersama sesuai dengan tuntutan perubahan di masyarakat kemudian memberi petunjuk kepada orang-orang di dalam organisasi untuk bekerja sesuai dengan visi yang telah ditetapkan bersama-sama sehingga hasil kerja yang diwujudkan akan sesuai dengan visi. Sedang pemimpin visioner adalah seorang pemimpin yang
dalam menjalankan aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi menekankan pada visi yang telah ditetapkan bersama, sehingga langkahlangkah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi merupakan perwujudan dari visi organisasi.

C.      Kompetensi"kepemimpinan visioner" dan Syarat sebagai Pemimpin

Untuk menjadi seorang pemimpin yang mampu memimpin dengan baik dibutuhkan kompetensi yang mendukung perannya sebagai ujung tombak organisasi. Kompetensi adalah kemampuan atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang untuk mendukung segala aktivitasnya.
Dengan adanya beberapa kompetensi yang dimiliki oleh pemimpin diharapkan dalam memimpin sebuah organisasi, pemimpin mampu mengimplementasikan kompetensinya dalam
rangka menjalankan perannya sebagai motor organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara umum semakin banyak kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin maka semakin mudah pula seorang pemimpin menjalankan aktivitasnya dalam mengolah organisasi untuk mencapai tujuan. Dalam menjalankan gaya kepemimpinan, seorang pemimpin visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimpin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (www.duniamis.co.id, diakses 5 Maret 2009), yaitu:
1)      Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Kemampuan berkomunikasi sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin, sebab untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dalam organisasi perlu adanya proses komunikasi. Selain itu seorang pemimipin yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik akan menumbuhkan iklim organisasi yang baik pula.
2)      Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Lingkungan luar merupakan pihak yang akan menikmati hasil dari kerja organisasi, sehingga seorang pemimpin visioner dituntut untuk paham dan segera bertindak untuk mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi dengan harapan produk atau servis yang akan diberikan akan sesuai sengan perubahan yang terjadi.
3)      Seorang pemimpin visioner memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Kompetensi yang dimaksud dalam hal ini adalah keterlibatan secara langsung seorang pemimpin dalam segala proses pelaksanaan kegiatan organisasi, sehingga pemimpin kana mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi
4)       Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan pengalaman masa lalu untuk mengantisipasi masa depan. Pemimpin pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak dibanding anggota organisasi yang lain, diharapkan dengan adanya kelebihan itu pemimpin mampu menjadi evaluator rencana sebelum rencana tersebut dilaksanakan sebagai program kerja sesuai dengan pengalaman yang telah dimilki oleh pemimpin. Barbara Brown (www.jaygary.com/visionary_leadership, diakses 5 Maret 2009) mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh"kepemimpinan visioner" yaitu:
1)      Visualizing.
2)      Futuristic Thinking.
3)      Showing Foresight.
4)      Proactive Planning.
5)      Creative Thinking.
6)      Taking Risks.
7)       Process Alignment
8)      Coalition building.
9)       Continuous Learning.
10)  Embracing Change.
Dari beberapa kompetensi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1)      Visualizing. "kepemimpinan visioner" hendaknya mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang akan dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai. Sehingga dalam pelaksanaannya usaha pencapaian tujuan organisasi akan tepat perhitungan awal.
2)      Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan sejauh mana posisi organisasi pada saat ini, tetapi lebih memikirkan sejauh mana posisi oganisasi yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
3)       Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4)      Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu sehingga seorang pemimpin haruslah selalu aktif mengikuti sejauh mana rencana dijalankan serta mengetahui apa saja kendala yang dihadapi.
5)      Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha berfikir kreatif dan inovatif dalam mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah.
6)      Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran. Sehingga ketika organisasi mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan, pemimpinlah yang akan menjadi motivator bagi anggota organisasi lain unruk tetap semangat.
7)      Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
8)       Coalition building. "kepemimpinan visioner" menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasaran organisasinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu.
9)       Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembangan lainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10)   Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
James A. Lee mengutip Stogdill dalam Kartini Kartono (2005:36) menyatakan bahwa pemimpin secara umum harus memiliki beberapa kelebihan atau kompetensi yaitu :
1)      Kapasitas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.
2)      Prestasi/achievment : gelar sarjana, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga dan atletik dan lain-lain.
3)      Tanggung jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
4)      Partisipasif : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humaor.
5)       Status : meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.
Dari teori diatas disimpulkan bahwa kompetensi akan mendukung kinerja pemimpin dalam sebuah organisasi. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki maka semakin mudah seorang pemimpin menjalankan kepemimpinannya. Dari berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin akan dijadikan dasar acuan syarat pemimpin yang efektif. Secara umum tentu saja syarat menjadi pemimpin haruslah sehat jasmani dan memiliki kompetensi yang cukup, sehingga dalam memimpin nantinya pemimpin akan menunjukkan kematangannya sebagi pemimpin. Kematangan dalam kepemimpinan mempunyai arti bahwa seorang pemimpin harus sudah mempunyai kompetensi sehingga memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk mengerakkan dan mempengaruhi bawahannya. Dalam implementasinya syarat menjadi seorang pemimpin ini berlaku sama untuk drbagai gaya kepemimpinan. Menurut Sondang P. Siagian dalam Wahyu Bhudiyanto (2004:13) syarat-syarat pemimpin secara umum yaitu :
1)      Memiliki kondisi fisik yang sehat sesuai dengan tugasnya.
2)      Berpengetahuan luas.
3)      Mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui dan berkat kepemimpinannya.
4)      Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas daripada tujuan yang hendak dicapai.
5)      Memiliki stamina dan semangat yang besar.
6)      Gemar dan cepat mengambil keputusan.
7)      Obyektif dalam arti dapat menguasasi emosi.
8)       Adil dalam mempengarui bawahan
9)       Menguasai tehnik-tehnik berkomunikasi.
10)  Menguasi prinsip-prinsip.
11)  Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat, guru dan kepala terhadap bawahannya, tergantung dari situasi dan masalah yang dihadapi.
12)  Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi.
Menurut Kartini Kartono (2004:36) konsepsi mengenai syarat-syarat pemimpin itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting yaitu:
1)      Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2)      Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu “mbawani” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
3)      Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan/ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Sedang Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartini Kartono (2005:37) menuliskan kemampuan atau kompetensi dan syarat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah :
1)      Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individualism)
2)      Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan bendabenda.
3)      Multiterampil atau memiliki kepandaian berbagai ragam.
4)      Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.
5)      Prefeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna.
6)      Mudah menyesuaikan diri, adaptasi tinggi.
7)      Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” terhenti.
8)      Waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet realistis.
9)      Komunikatif, seta pandai berbicara atau berpidato.
10)  Berjiwa wiraswasta.
11)  Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko.
12)  Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya.
13)  Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan.
14)  Memiliki motivasi tinggi, menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.
15)  Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan dalam kompetensi sehingga memenuhi syarat sebagai pemimpin dibanding dengan anggota biasa yang lainnya. Sebab dengan adanya kelebihan-kelebihan tersebut dia bias berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya. Terutama sekali kelebihan dibidang moral dan akhlak, semangat juang, ketajaman intelegensi, kepekaan terhadap lingkungan, dan tekun. Selain itu juga memiliki integritas kepribadian tinggi sehingga menjadi dewasa, bertanggung jawab, dan susila.

Kepemimpinan Visioner Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

1 komentar:

  1. Saya suka dengan quote dari Ordway Tead ini "Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find desirable". Terima kasih untuk ilmunya!

    BalasHapus

INFO Pendidikan Terbaru